Rabu, 10 April 2013


Sejarah singkat Taman Nasional Ujungkulon


Tak kenal, maka tak sayang. Begitu kata pepatah lama mengatakan.. Nah, bagi yang belum mengenal Ujungkulon, mungkin sebaiknya menyimak sejarah terbentuknya Taman Nasional Ujungkulon mulai dari jaman Belanda sampai sekarang sebagai berikut:

Tahun 1846, Kekayaan flora dan fauna Ujung Kulon pertama kali diperkenalkan oleh Junghun dan Hoogerwerf ahli botani berkebangsaan eropa. Pada waktu itu mereka melakukan perjalanan ke Semenanjung Ujung Kulon untuk mengumpulkan beberapa species tumbuhan tropis yang eksotik.

Satu dekade kemudian, keragaman speciesnya dinyatakan dalam laporan perjalanan ilmiah yang dimasukkan ke dalam jurnal ilmiah.

Tahun 1883, Pada bulan Agustus gunung Krakatau meletus, menghasilkan gelombang tsunami yang menghancurkan kawasan perairan dan daratan di Ujung Kulon serta membunuh tidak hanya manusia akan tetapi satwa dan tumbuhan. Pada saat itu seluruh kawasan Ujung Kulon diberitakan hancur. Sejak letusan gunung Krakatau yang dahsyat tersebut, kondisi Ujung Kulon tidak banyak diketahui, sampai kemudian dilaporkan bahwa kawasan Ujung Kulon sudah tumbuh kembali dengan cepat.

Tahun 1921, Ujung Kulon dan Pulau Panaitan ditetapkan oleh Pemerintah Hindia Belanda sebagai Cagar Alam Ujung Kulon-Panaitan melalui SK. Pemerintah Hindia Belanda No. 60 tanggal 16 Nopember 1921.

Tahun 1937, Dengan keputusan Pemerintah Hindia Belanda No 17 tanggal 14 Juni 1937 diubah menjadi Suaka Margasatwa Ujung Kulon-Panaitan

Tahun 1958, berdasarkan SK. Menteri Pertanian No. 48/Um/1958 tanggal 17 April 1958 berubah kembali menjadi kawasan Suaka Alam dengan memasukan kawasan perairan laut selebar 500 meter dari batas air laut surut terendah Semenanjung Ujung Kulon, dan memasukkan pulau-pulau kecil di sekitarnya seperti Pulau Peucang, Pulau Panaitan, dan pulau-pulau Handeuleum (pulau Boboko, pulau Pamanggangan)

Tahun 1967, Dengan SK. Menteri Pertanian No. 16/Kpts/Um/3/1967 tanggal 16 Maret 1967, Gn Honje selatan seluas 10.000 ha masuk kedalam kawasan Cagar Alam Ujung Kulon.

Tahun 1979, Gn Honje utara masuk kawasan Cagar Alam Ujung Kulon melalui SK. Menteri Pertanian No. 39/Kpts/Um/1979 tanggal 11 Januari 1979, seluas 9.498 ha.

Tahun 1980, Tanggal 15 Maret, melalui pernyataan Menteri Pertanian, Ujung Kulon mulai dikelola dengan sistem manajemen Taman Nasional.

Tahun 1984, Dibentuklah Taman Nasional Ujung Kulon, melalui SK. Menteri Kehutanan No. 96/Kpts/II/1984, yang wilayhnya meliputi: Semenanjung Ujung Kulon seluas 39.120 ha, Gunung Honje seluas 19.498 ha, Pulau Peucang dan Panaitan seluas 17.500 ha, Kepulauan Krakatau seluas 2.405,1 ha dan Hutan Wisata Carita seluas 95 ha.

Tahun 1990, Berdasarkan SK. Dirjen PHPA No. 44/Kpts/DJ/1990 tanggal 8 Mei 1990, kawasan Taman Nasional Ujung Kulon mengalami pengurangan dengan diserahkannya Kepulauan Krakatau seluas 2.405,1 ha kepada BKSDA II Tanjung Karang, Hutan Wisata Gn. Aseupan Carita seluas 95 ha kepada Perum Perhutani Unit III Jawa Barat. Selanjutnya luas kawasan TN. Ujung Kulon berubah menjadi 120.551 ha meliputi kawasan daratan 76.214 ha dan kawasan perairan laut seluas 44.337 ha.

Tahun 1992, Ujung Kulon ditetapkan sebagai Taman Nasional dengan SK. Menteri Kehutanan No. 284/Kpts-II/1992 tanggal 26 Pebruari 1992. Meliputi wilayah Semenanjung Ujung Kulon, Pulau Panaitan, Pulau Peucang, P. Handeuleum dan Gunung Honje. Dengan luas keseluruhan 120.551 ha, yang terdiri dari daratan 76.214 ha dan laut 44.337 ha.

Tahun 1992, Taman Nasional Ujung Kulon ditetapkan sebagai The Natural World Heritage Site oleh Komisi Warisan Alam Dunia UNESCO dengan Surat Keputusan No. SC/Eco/5867.2.409 tahun 1992 tanggal 1 Pebruari 1992.

Sumber: website Taman Nasional Ujungkulon
Posted by Unknown On 06.11 No comments READ FULL POST

Wisata Pulau di Taman Nasional Ujung Kulon

Ada surga di ujung paling barat Pulau Jawa, Taman Nasional Ujung Kulon namanya. Di tempat yang merupakan wilayah taman nasional yang dilindungi ini hidup badak jawa (Rhinoceros sondaicus) dan satwa langka lainnya.
Bentang alam di Taman Nasional Ujung Kulon amat beragam, mulai dari bentang alam laut, bentang alam hutan rawa dan ekosistem daratan. Jadi, saat saya berkunjung ke taman nasional yang asri ini, saya bisa merasakan serunya petualangan trekking di bentang rawa dan hutan yang masih alami dan snorkeling di bentang alam laut yang masih bersih dengan perpaduan pasir putih nan indah.
Menikmati senja.
Menikmati senja.
Terdapat sensasi tersendiri saat trekking di bentang alam hutan Taman Nasional Ujung Kulon. Di hutan ini, saya bisa melihat hamparan keanekaragaman hayati tetumbuhan. Sekitar lima ratus jenis tumbuh-tumbuhan hidup di hutan ini. Hutan ini merupakan kawasan hutan nasional yang dilindungi dan tumbuhan tersebut tumbuh terlindungi dengan baik. Tumbuh besar dan lebat, saat di tempat ini saya melihat beberapa pohon yang umurnya sudah ratusan tahun.
Saat trekking di sela-sela pepohonan yang tumbuh dengan amat rimbun, sesekali saya menemukan pohon yang tumbang membentang di jalur trekking. Keadaan ini agak menghalangi para trekker, namun menjadi tantangan tersendiri. Nilai petualangannya terasa lebih kental. Kadang saya berjalan menunduk, merangkak, sampai terkadang meloncat. Hutan pohon-pohon besar, suara-suara serangga dan burung dan jalanan berlumpur, menjadi perpaduan petualangan sempurna.
Salah satu tujuan trekking di tempat ini adalah untuk mencoba keberuntungan untuk bisa menyaksikan badak jawa dengan mata kepala sendiri. Populasi badak jawa di hutan ini tidak terlalu banyak. Badak jawa pernah masuk di daftar yang dikeluarkan oleh Masyarakat Zoologi London (ZSL) dan Badan Konservasi Alam Internasional (IUCN) sebagai salah satu dari daftar seratus flora dan fauna yang paling terancam punah. Dari tahun ke tahun populasinya semakin berkurang. Berdasarkan pengawasan populasi dengan kamera video, diketahui tidak sampai lima puluh ekor badak jawa yang hidup di Taman Nasional ini.
Saya sempat mengobrol dengan salah satu penjaga Kawasan Hutan Taman Nasional Ujung Kulon, menurut beliau, badak jawa jarang terlihat di sekitar wilayah trekking. Badak jawa hidup terpencar di tengah-tengah hutan dan cenderung menjauhi keramaian. Kala itu tampaknya kurang beruntung, saya tidak bisa melihat penampakan badak jawa. Setelah mendapatkan penjelasan dari petugas hutan, saya lantas tidak langsung kecewa. Menurut penjaga hutan, beliau saja sebagai penjaga hutan yang sehari-hari hidup dan menjaga di pos hutan, jarang melihat hewan itu.
Sensasi lain yang bisa dirasakan di sekitar kawasan Taman Nasional Ujung Kulon adalah kegiatan wisata island hopping. Ada beberapa pulau menawan nan elok yang harus dikunjungi, di antaranya adalah Pulau Peucang, Pulau Handeleum, Cidaun, dan Pulau Badul.
Saya menginap di Pulau Peucang, pulau kecil yang amat menawan dengan pasir putih halus terhampar luas. Bentuk penginapan di Pulau Peucang ini berbentuk barak-barak rumah panggung yang lokasinya tidak jauh dari bibir pantai. Saya bermalam di sini bersama teman-teman saya.

pantai Pasir putih Pulau Handeuleum
Tinggal dan bermalam di Pulau Peucang sangat mengasyikkan, di belakang penginapan terhampar luas hutan dengan rerimbunan hijau pohon yang asri. Di depan penginapan sejauh mata memandang, terlihat birunya laut dengan ombak yang tenang. Di sekitaran penginapan berlalu lalang hewan-hewan hutan yang sesekali menghampiri penginapan untuk mencari makan. Mulai dari monyet-monyet kecil, babi hutan sampai rusa. Benar-benar serasa menjadi tarzan atau anak hutan, hidup bersama dengan hewan-hewan liar. Sensasi petualangan alam liarnya amat terasa.
Hal unik lain yang saya rasakan di tempat ini adalah kelakuan dan tingkah hewan-hewan liar yang kadang membuat jengkel, terutama monyet-monyet kecil yang berkeliaran. Monyet-monyet tersebut sering sekali mendekati penginapan untuk mencuri makanan. Saat saya dan teman-teman saya sedang makan dan santai bersama, monyet-monyet langsung datang berbondong-bondong dengan raut muka celingak-celinguk bak perampok yang ingin mencuri makanan. Saya pun harus siap siaga mengamankan pasokan makanan agar tidak terampas oleh monyet-monyet nakal. Begitu pula dengan rusa dan babi hutan, mereka juga datang ke kerumunan kami yang sedang makan, namun untungnya geliat rusa dan babi hutan tidak seberingas monyet-monyet yang sedang mengintai makanan. Intinya, saya harus waspada akan makanan saya dari intaian hewan-hewan liar.
Sebenarnya saya tidak terlalu merasa risih dan terganggu dengan kondisi seperti itu, saya malah merasakan pesona fauna yang sebelumnya belum pernah saya rasakan. Kalau berkunjung ke kebun binatang, kita hanya disuguhkan pemandangan hewan-hewan yang terkurung di kandang, maka di kawasan Ujung Kulon kita akan hidup bersama hewan-hewan yang terlepas bebas di hutan liar.
Tepat di depan penginapan terdapat pantai pasir putih yang indah. Ombaknya tenang, airnya bening dan pasir putihnya sangat halus. Kala itu, di sore hari yang cerah, saya dan kawan-kawan menikmati keindahan tersebut, santai bersama di pinggir pantai, main air, berenang dan sampai ke tengah laut untuk snorkeling.
Malam harinya, kami makan malam bersama di pinggir pantai, menikmati hidangan seadanya. Makan malam ditemani suara ombak menjadi begitu nikmat, walaupun makan tidak dengan menu istimewa. Seusai menyantap hidangan makan malam, kami semua santai dan bercengkerama ria di dermaga pantai. Ada yang memancing di atas kapal yang tersandar di ujung dermaga dan ada pula yang hanya sekedar tidur dengan mata terbuka menatap ke kerlipan bintang.
Pesona Kawasan Ujung Kulon tidak hanya terbatas di Pulau Peucang, tapi juga terdapat di beberapa tempat lainnya, tempat lain yang saya kunjungi adalah Pulau Cidaun. Tempat ini merupakan kawasan habitat Banteng liar, hewan bertanduk ini hidup liar di lahan rerumputan yang begitu luas. Perjalanan dari Pulau Peucang ke Pulau Cidaun tidak terlalu memakan waktu, hanya butuh waktu sekitar lima belas menit, kapal sudah berlabuh di dermaganya.
Saya turun perlahan dari kapal dan langsung jalan beriringan menuju habitat kawanan banteng. Setelah berjalan kaki lima menit, hamparan padang rumput sudah terlihat, dari jauh terlihat kerumunan banteng yang sedang merumput. Saya tidak berani mendekat, hanya melihat sambil mengabadikan foto saja dari jauh. Seru rasanya melihat langsung banteng-banteng liar, serasa berada di Afrika.
Setelah puas melihat padang rumput dan banteng-banteng, saya langsung mampir ke tepi pantai untuk menikmati senja. Hari semakin sore, senja dan semburat jingga mulai menyala-nyala. Dari bibir pantai dan dari atas demaga terlihat sang surya yang mulai tenggelam perlahan. Sampai tiba saatnya langit mulai gelap, saya pun kembali ke penginapan di Pulau Peucang.
Perjalanan di lanjutkan untuk meraih pesona pulau lain, yaitu Pulau Handeleum dan Pulau Badul. Perjalanan dengan kapal dari Pulau Peucang ke Pulau Handeleum tidak begitu jauh dan memakan waktu, apalagi di atas kapal saya disuguhkan dengan pamandangan laut yang menawan. Perjalanan sangat amat tidak terasa, tahu-tahu kapal sudah merapat di dermaga Pulau Handeleum.
Hal yang paling menarik di Pulau Handeleum adalah fasilitaskayakingKayaking dilakukan di Pulau Handeleum dengan menyusuri sungai sampai ke dalam pulau. Satu kayak bisa diisi lima sampai enam orang plus ditemani satu petugas yang mendayung. Kabarnya di sungai ini terdapat buaya liar, bisa dibayangkan bagaimana sensasi kayaking di sungai ini. Dengan alasan takut buaya dan malas untuk merogoh kocek untuk biaya kayaking, saya memilih untuk menikmati keindahan pantai di Pulau Handeleum sambil berfoto-foto ria di dermaga.
Bersama teman-teman.
renang bersama teman di Pulau Badul
Destinasi selanjutnya dilanjutkan ke Pulau Badul, pulau kecil yang berada di tengah laut. Pulaunya amat elok. Sayasnorkeling di pulau ini. Air lautnya jernih, pasir pantainya putih dan terdapat banyak karang-karang kecil. Saya pun menyempatkan untuk mengumpulkan karang dan kerang kecil yang lucu.
Pulau Badul amat kecil dan sepi, serasa di pulau pribadi. Saat saya menjejakkan kaki di sana, hanya rombongan kami yang berada di sana.
Kebersamaan penuh makna dengan kawan-kawan di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon berakhir di Pulau Badul. Setelah puas menyelami keindahan Pulau Badul, saya dan kawan-kawan satu per satu menaiki kapal untuk kembali ke daratan Pulau Jawa. Taman Nasional Ujung Kulon sangat fenomenal, sungguh pengalaman liburan yang luar biasa.
Posted by Unknown On 06.03 No comments READ FULL POST

Selasa, 09 April 2013



Kata Kata mutiara terbaru hari ini pilihan, terindah, paling baik, di tahun 2013. Pada kesempatan kali ini saya akan mencoba bikin artikel yang mudah - mudahan saja bisa menjadi pelajaran dan motivasi khususnya buat saya pribadi dan untuk semuanya..AMIN. Dan lebih bisa menerima hidup yang sementara ini.

Pada kesempatan yang sudah lalu, saya juga pernah juga membikin artikel yang sama, jika dulu saya kasih judul kalo gak salah adalah kumpulan kata mutiara dan Alhamdulilah bray artikelnya masuk di kategori sepuluh besar. Satu kebanggan untuk saya pribadi dikarenakan baru didalam dunia blogger, kalo para mastah bilang newbi.
Oke gan daripada ngelantur gak karuan , mendingan kita langsung saja ke pokok. Karena saya tidak pintar merangkai kata atau buat sebuah artikel, nanti malah makin gak nyambung. Silahkan simakkata kata mutiara terbaru pilihan , terbaik di tahun dua ribu tiga belas ( 2013 ). Indonesia memang negara yang kaya akan segala hal, selamat merenungi. Semoga banyak hikmah dengan artikel saya ini walaupun sangat singkat sekali..Amin.!








" Janganlah pernah menyesali apapun yang pernah km lakukan dengan keikhlasan hati, sesuatu yang datang dari hati akan selalu berarti di dlm hati "
" janganlah sesali mereka yang dulu hampiri hidupmu. mereka yg jahat memberimu pengalaman & pelajaran, serta mereka yang baik memberimu bahagia & kenangan "
" Siapapun itu mau raja maupun cacah, ia dapat jadi sangat bahagia apabila memperoleh kedamaian didalam rumahtangganya "
" Betapa sulitnya manusia bersyukur atas nafas yang masih berhembus di badan ini. Namun betapa mudahnya manusia mengeluh hanya karena kakinya tersandung "
" mengerti sesuatu kekeliruan bukan hanya sekedar hanya untuk disesali, namun untuk diperbaiki supaya tidak terulang lagi "
" Janganlah kamu bersusah - susah mencari yang sempurna, bila ternyata yang sederhana bisa membuatmu bahagi "
Seluruh orang dapat membahagiakanmu dengan suatu hal yang istimewa, tetapi cuma seorang istimewa yang dapat membahagiakanmu tanpa apa pun.
" Jangan pernah mengucapkan selamat tinggal kepada seseorang jika kamu masih mau mencoba, jangan pernah menyerah jika kamu masih merasa sanggup , dan jangan pernah mengatakan kamu tidak mencintai dia lagi jika kamu masih tidak dapat melupakannya "
" Kebahagian yang sejati adalah dekatnya dengan sang pencipta, maka dari itu sadarlah jangan hanya mengejar harta dunia yang hanya sementara "
" Hidup bagaikan wayang, yang selalu di atur oleh sang dalang . hidup bagaikan film mau jadi apapun peran kita di atur oleh sang sutra dara. Jadi apapun posisi kita di dalam hidup terimalah dengan ikhlas karena semua itu adalah yang terbaik buat diri kita "
" Diperlu banyak sekali keberanian untuk kita berkata jujur. Maka dari itu hargailah mereka yang berkata jujur tentangmu, walau kadang-kadang itu membuat kamu terluka "
" Salah satu pelajaran terbaik yang bisa kita peroleh dari kesalahan masa lalu adalah kebijaksanaan masa depan "





INTINAMAH LUR KUDU REFRESING SABARI DI KOPIAN..............

Posted by Unknown On 15.10 No comments READ FULL POST

                                    Inilah Wajah Anak - aNak Ujung Kulon

Taman Nasional Ujung Kulon

 
Taman Nasional Ujung Kulon merupakan perwakilan ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah yang tersisa dan terluas di Jawa Barat, serta merupakan habitat yang ideal bagi kelangsungan hidup satwa langka badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) dan satwa langka lainnya. Terdapat tiga tipe ekosistem di taman nasional ini yaitu ekosistem perairan laut, ekosistem rawa, dan ekosistem daratan.
Keanekaragaman tumbuhan dan satwa di Taman Nasional Ujung Kulon mulai dikenal oleh para peneliti, pakar botani Belanda dan Inggris sejak tahun 1820.
Kurang lebih 700 jenis tumbuhan terlindungi dengan baik dan 57 jenis diantaranya langka seperti; merbau (Intsia bijuga), palahlar (Dipterocarpus haseltii), bungur (Lagerstroemiaspeciosa), cerlang (Pterospermum diversifolium), ki hujan (Engelhardia serrata)dan berbagai macam jenis anggrek.
Satwa di Taman Nasional Ujung Kulon terdiri dari 35 jenis mamalia, 5 jenis primata, 59 jenis reptilia, 22 jenis amfibia, 240 jenis burung, 72 jenis insekta, 142 jenis ikan dan 33 jenis terumbu karang. Satwa langka dan dilindungi selain badak Jawa adalah banteng (Bos javanicus javanicus), ajag (Cuon alpinus javanicus), surili (Presbytis comata comata), lutung (Trachypithecus auratus auratus), rusa (Cervus timorensis russa), macan tutul (Panthera pardus), kucing batu (Prionailurus bengalensis javanensis), owa (Hylobates moloch), dan kima raksasa (Tridacna gigas).
Taman Nasional Ujung Kulon merupakan obyek wisata alam yang menarik, dengan keindahan berbagai bentuk gejala dan keunikan alam berupa sungai-sungai dengan jeramnya, air terjun, pantai pasir putih, sumber air panas, taman laut dan peninggalan budaya/sejarah (Arca Ganesha, di Gunung Raksa Pulau Panaitan). Kesemuanya merupakan pesona alam yang sangat menarik untuk dikunjungi dan sulit ditemukan di tempat lain.

Jenis-jenis ikan yang menarik di Taman Nasional Ujung Kulon baik yang hidup di perairan laut maupun sungai antara lain ikan kupu-kupu, badut, bidadari, singa, kakatua, glodok dan sumpit. Ikan glodok dan ikan sumpit adalah dua jenis ikan yang sangat aneh dan unik yaitu ikan glodok memiliki kemampuan memanjat akar pohon bakau, sedangkan ikan sumpit memiliki kemampuan menyemprot air ke atas permukaan setinggi lebih dari satu meter untuk menembak memangsanya (serangga kecil) yang berada di i daun-daun yang rantingnya menjulur di atas permukaan air.

 
Dermaga di Pulau Peucang
Rusa (Cervus timorensis) 
Taman Nasional Ujung Kulon bersama Cagar Alam Krakatau merupakan asset nasional, dan telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Alam Dunia oleh UNESCO pada tahun 1991.

Untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan Taman Nasional Ujung Kulon sebagai Situs Warisan Alam Dunia, UNESCO telah memberikan dukungan pendanaan dan bantuan teknis.
Masyarakat yang bermukim di sekitar taman nasional yaitu suku Banten yang terkenal dengan kesenian debusnya. Masyarakat tersebut pengikut agama Islam, namun mereka masih mempertahankan kebiasaan-kebiasaan, tradisi, dan kebudayaan nenek moyang mereka.

Di dalam taman nasional, ada tempat-tempat yang dikeramatkan bagi kepentingan kepercayaan spiritual. Tempat yang paling terkenal sebagai tujuan ziarah adalah gua Sanghiang Sirah, yang terletak di ujung Barat semenanjung Ujung Kulon.
Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi:
Tamanjaya dan Cibiuk. Pintu masuk utama dengan fasilitas, pusat informasi, wisma tamu, dermaga, sumber air panas.
Pantai Kalejetan, Karang Ranjang, Cibandawoh. Fenomena gelombang laut selatan dan pantai berpasir tebal, pengamatan tumbuhan dan satwa.
Pulau Peucang. Pantai pasir putih, terumbu karang, perairan laut yang biru jernih yang sangat ideal untuk kegiatan berenang, menyelam, memancing, snorkeling dan tempat ideal bagi pengamatan satwa satwa rusa di habitat alamnya.
Karang Copong, Citerjun, Cidaon, Ciujungkulon, Cibunar, Tanjung Layar, dan Ciramea. Menjelajahi hutan, menyelusuri sungai, padang pengembalaan satwa, air terjun dan tempat peneluran penyu.
Pulau Handeuleum, Cigenter, Cihandeuleum. Pengamatan satwa (banteng, babi hutan, rusa, jejak-jejak badak Jawa dan berbagai macam jenis burung), menyelusuri sungai di ekosistem hutan mangrove.
Pulau Panaitan, dan Gunung Raksa. Menyelam, berselancar, dan wisata budaya/ sejarah.
Musim kunjungan terbaik: bulan April s/d September.
Cara pencapaian lokasi:Jakarta - Serang (1 1/2 jam via jalan Tol), Serang - Pandeglang - Labuan (1 1/2 jam) atau Jakarta - Cilegon (2 jam via jalan Tol), Cilegon - Labuan (1 jam) atau Bogor - Rangkasbitung - Pandeglang - Labuan (4 jam).
Labuan - Sumur (2 jam), Sumur - Pulau Peucang (1 jam dengan kapal motor nelayan) atau Labuan - Pulau Peucang (4 jam dengan kapal motor nelayan). 
Kantor : Jl. Perintis Kemerdekaan No. 51, Labuan, Pandeglang 42264
Telp. (0253) 801731; Fax. (0253) 804651
E-mail : btnuk@cilegon.wasantara.net.id
 
Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus)
Dinyatakan Menteri Pertanian, tahun 1980
Ditunjuk Menteri Kehutanan, SK No. 284/ Kpts-II/92,
luas 122.956 hektar
Ditetapkan ---
Letak Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten
Temperatur udara 25° - 30° C
Curah hujan Rata-rata 3.200 mm/tahun
Ketinggian tempat 0 - 608meter dpl
Letak geografis 6°30’ - 6°52’ LS, 102°02’ - 105°37’ BT



Posted by Unknown On 06.43 No comments READ FULL POST
  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube

    Blogger news

    Blogroll

    About